Kedamaian Yang Sejati

Seorang Raja mengadakan sayembara dan akan memberi hadiah berlimpah kepada siapa saja yang bisa melukis tentang kedamaian. Ada banyak seniman dan pelukis yang berusaha keras untuk memenangkan lomba tersebut.

Ketika sayembara telah usai, sang Raja berkeliling melihat-lihat hasil karya mereka. Hanya ada dua buah lukisan yang paling disukainya. Tapi, sang Raja harus memilih satu diantara keduanya.

Lukisan pertama menggambarkan sebuah telaga yang tenang. Permukaan telaganya bagaikan cermin sempurna yang mematulkan kedamaian gunung- gunung yang menjulang tenang disekitarnya. Di atasnya terpampang langit biru dengan awan putih berarak-arak. Semua yang memandang lukisan ini akan berpendapat, inilah lukisan terbaik mengenai kedamaian.

Lukisan kedua menggambarkan pegunungan juga. Namun tampak kasar dan gundul. Di atasnya terlukis langit yang gelap dan merah menandakan turunnya hujan badai, sedangkan tampak kilat menyambar-nyambar liar. Di sisi gunung ada air terjun deras yang berbuih-buih, sama sekali tidak menampakkan ketenangan dan kedamaian.

Tapi, sang Raja melihat sesuatu yang menarik, di balik air terjun itu tumbuh semak-semak kecil diatas sela-sela batu. Di dalam semak-semak itu seekor induk burung pipit meletakkan sarangnya. Jadi, ditengah-tengah riuh rendahnya air terjun, seekor induk pipit sedang mengerami telurnya dengan damai. Benar-benar damai.

Lukisan manakah yang memenangkan lomba?

Sang Raja memilih lukisan nomor dua.

“Wahai Raja, kenapa Raja memilih lukisan nomor dua?”

Sang Raja menjawab, “Kedamaian bukan berarti kau harus berada di tempat yang tanpa keributan, kesulitan atau pun pekerjaan yang keras dan sibuk. Kedamaian adalah hati yang tenang dan damai, meskipun kau berada di tengah-tengah keributan luar biasa.”

Quote #34 – Ego Traps

If you think it is more “spiritual” to ride a bike to work or use public transportation, but then find yourself judging anyone who drives a car, you’re in an ego trap.

If you think it is more “spiritual” to stop watching television because it rots your brain, but then find yourself judging those who still watch TV, you’re in an ego trap.

If you think it is more “spiritual” to avoid reading gossip, tabloid or news magazines, but then find yourself judging those who do read those things, you’re in an ego trap.

If you think it is more “spiritual” to listen to classical music or soothing nature sounds, but then find yourself judging those who listen to mainstream or pop music, you’re in an ego trap.

If you think it is more “spiritual” to do yoga, become a vegan, buy organic, buy healing crystals, practice Reiki, meditate, wear hippie/thrift shop clothing, visit ashrams and read enlightened spiritual books, but then you judge anyone Who doesn’t do those things, you’re in an ego trap.

Always be aware of the feeling of superiority. Self-righteous superiority is your biggest clue that you are in an ego trap. The ego loves to sneak in the back door. It will take a noble idea, like starting up yoga, and then twist it to serve its own ends by making you feel superior to others; you will start to look down on those who are not following your righteous “spiritual” path. Superiority, judgment and condemnation. That is the ego trap.

Anonymous

Quote #28

While Leonidas was preparing to make his stand, a Persian envoy arrived. The envoy explained to Leonidas the futility of trying to resist the advance of the Great King’s army and demanded that the Greeks lay down their arms and submit to the might of Persia. Leonidas laconically told Xerxes, “Come and get them.”

Plutarch