Quote #45

David Drumlin: I know you must think this is all very unfair. Maybe that’s an understatement. What you don’t know is I agree. I wish the world was a place where fair was the bottom line, where the kind of idealism you showed at the hearing was rewarded, not taken advantage of. Unfortunately, we don’t live in that world.
Ellie Arroway: Funny, I’ve always believed that the world is what we make of it.

from Contact

Quote #44

Panel member: If you were to meet these Vegans, and were permitted only one question to ask of them, what would it be?
Ellie Arroway: Well, I suppose it would be, how did you do it? How did you evolve, how did you survive this technological adolescence without destroying yourself?

from Contact

Quote #43

Ellie Arroway: I got one for you. Occam’s Razor. Ever heard of it?
Palmer Joss: Occam’s Razor. Sounds like some slasher movie.
Ellie Arroway: No, Occam’s Razor is a basic scientific principle which says: Things being equal, the simplest explanation tends to be right.
Palmer Joss: Makes sense to me. So what’s more likely?
Ellie Arroway: An all-powerful God created the universe … then decided not to give any proof of His existence? Or that He doesn’t exist at all and that we created Him so we wouldn’t feel so small and alone.
Palmer Joss: I don’t know. I couldn’t imagine living in a world where God didn’t exist. I wouldn’t want to.
Ellie Arroway: How do you know you’re not deluding yourself? I mean, for me … I’d need proof.
Palmer Joss: Proof? Did you love your father?
Ellie Arroway: What?
Palmer Joss: Your dad, did you love him?
Ellie Arroway: Yes. Very much.
Palmer Joss: Prove it.

from Contact

Quote #42

Ellie Arroway: You know, there are four hundred billion stars out there, just in our galaxy alone. If only one out of a million of those had planets, and just of out of a million of those had life, and just one out of a million of those had intelligent life; there would be literally millions of civilizations out there.
Palmer Joss: [looking the night sky] Well, if there wasn’t, it’ll be an awful waste of space.
Ellie Arroway: [looking him] Amen.

from Contact

Do you believe in God?

Once I saw this guy on a bridge about to jump.

I said, “Don’t do it!”

He said, “Nobody loves me.”

I said, “God loves you. Do you believe in God?”

He said, “Yes.”

I said, “Are you a Christian or a Jew?”

He said, “A Christian.”

I said, “Me, too! Protestant or Catholic?”

He said, “Protestant.”

I said, “Me, too! What franchise?”

He said, “Baptist.”

I said, “Me, too! Northern Baptist or Southern Baptist?”

He said, “Northern Baptist.”

I said, “Me, too! Northern Conservative Baptist or Northern Liberal Baptist?”

He said, “Northern Conservative Baptist.”

I said, “Me, too! Northern Conservative Baptist Great Lakes Region, or Northern Conservative Baptist Eastern Region?”

He said, “Northern Conservative Baptist Great Lakes Region.”

I said, “Me, too! Northern Conservative Baptist Great Lakes Region Council of 1879, or Northern Conservative Baptist Great Lakes Region Council of 1912?”

He said, “Northern Conservative Baptist Great Lakes Region Council of 1912.”

I said, “Die, heretic!” And I pushed him over.

Emo Philips

Daedalus dan Icarus

Daedalus terkenal di seluruh Yunani sebagai seniman dan arsitek yang hebat. Orang-orang dari segala penjuru mengunjungi tempat kerja Daedalus di Athena untuk minta bantuannya merancang sesuatu yang menarik dan menciptakan temuan yang menakjubkan. Tidak ada yang dapat menandingi kejeniusan ide baru Daedalus … sampai salah satu pekerja magangnya, keponakannya Talos, mulai membuat kagum orang dengan bakatnya. Daedalus seharusnya bangga dengan muridnya, tapi dia tidak bangga. Dia iri sekali. Tanpa belas kasihan, dia membujuk pesaingnya naik ke atap kuil yang besar, lalu mendorongnya sampai mati.

Pengadilan Athena mengusir penemu besar itu dari kota selamanya. Daedalus pergi ke Pulau Kreta, yang dipimpin oleh Raja Minos yang agung. Daedalus tahu Minos akan senang punya penemu terkenal di kerajaannya, dan akan membayarnya mahal atas keahliannya.

Labyrinth

Salah satu tugas pertama yang diminta Raja Minos pada Daedalus adalah membuat tempat untuk makhluk yang besar sekali. Makhluk setengah manusia setengah banteng ini bernama Minotour. Daedalus menciptakan labirin bawah tanah dengan lorong-lorong dan gang-gang yang saling menyilang dan berputar-putar sampai jalannya buntu. Minotour dibiarkan hidup lepas di tempat itu. Setiap tahun, Raja Minos memberi makan monster itu dengan memaksa sekelompok laki-laki dan perempuan muda Athena masuk ke dalam labirin itu dan meninggalkan mereka untuk diburu dan dilahap.

Sejak itu hidup Daedalus jadi makin baik. Dia jatuh cinta pada dayang-dayang istana dan sangat bahagia ketika satu tahun kemudian dayangnya melahirkan seorang putra yang diberi nama Icarus. Akhirnya, Daedalus bahagia dan puas.

Theseus and the MinotaurPada hari yang amat penting, seorang pahlawan Athena, Theseus, berhasil membunuh Minotour dan keluar hidup-hidup dari labirin itu. Daedalus memberikan Putri Minos, Ariadne, sebuah gulungan benang untuk membantu Theseus bertahan hidup di labirin dan mengalahkan Minotaur. Raja Minos sangat marah. Daedalus dan Icarus menyembunyikan diri, takut menghadapi kemarahan Raja. Daedalus memutuskan melarikan diri dari pulau itu, tapi itu tidak mudah. Para prajurit Minos berjaga-jaga di sepanjang dermaga, pelabuhan, dan teluk kecil, dan bisa menangkap mereka ke mana pun mereka berusaha naik kapal. Daedalus mencari cara untuk kabur. Akhirnya, dia hanya bisa memikirkan satu cara … mereka akan terbang di udara.

Daedalus mulai membuat model sayap yang sangat besar untuk dirinya dan anaknya. Dia mengumpulkan kantong penuh bulu dan merekatkannya dengan lilin. Pekerjaan yang lama dan melelahkan. Tapi akhirnya setelah memeriksa sayap itu dengan teliti, dia memberitahu anaknya bahwa sayap itu sudah siap dipakai. Dia mengikatkan sepasang sayap pada putranya dan sepasang lagi pada dirinya. Kemudian pasangan pemberani itu bersiap-siap meloncat dari karang terjal yang tinggi.

“Dengarkan baik-baik, Anakku,” perintah Daedalus. “Jangan terbang terlalu tinggi, atau Matahari akan membakar sayapmu. Dan jangan terbang terlalu rendah, atau percikan air laut akan membuat sayapmu basah kuyup. Ikuti saja aku dan lakukan seperti yang kulakukan.”

Daedalus menutup matanya dan berdoa dalam hati kepada para dewa. Kemudian dia dan Icarus meluncur dari karang terjal. Berhasil! Sayap direntangkan, mereka melayang tinggi tertiup angin, terbang di atas laut, terbang menjauh dari Pulau Kreta dan Raja Minos yang kejam.

Daedalus and IcarusIcarus bersorak dan menatap dengan senang. Dia merasa begitu senang sehingga dia lupa dengan peringatan ayahnya. Dia terbang tinggi ke atas dan melayang-layang dalam panasnya Matahari. Kemudian kegembiraannya berubah menjadi rasa sakit ketika lilin yang terbakar mulai menetes di tangannya. “Tolong, Ayah!” teriaknya, ketika menyadari apa yang terjadi. “Sayapku meleleh.”

Daedalus ketakutan, tapi tidak ada yang bisa dia lakukan. Dia melihat tanpa daya saat putranya meluncur dari angkasa dan tercebur ke dalam laut, meronta-ronta, megap-megap, dan tenggelam. Daedalus yang terpukul melihat kematian anaknya tetap melanjutkan terbang ke Sisilia dan tinggal di daerah Cocalus dan menetap di sebuah tempat bernama Camicus. Dewa menghukum penemu besar itu karena telah membunuh keponakannya. Dan meskipun seniman ahli itu selamat, dia menjalani sisa hidupnya dengan kesedihan yang tidak terobati.

Laut tempat jatuhnya Icarus kemudian dinamakan Laut Icarian (Icarian Sea), sebuah pulau di barat daya Samos. Pada beberapa kisah diceritakan Hercules yang kebetulan lewat menemukan mayat Icarus dan menguburkannya.