On Aging

21 years – Woooooo!
22 years – Wooooo!
23 years – Woooo!
24 years – Wooo!
25 years – Woo!
26 years – Wait.
27 years – Oh God!
28 years – Please, make it stop.

Ramalan Suku Indian

Waktu musim gugur, seorang suku Indian pada daerah terpencil bertanya pada kepala suku mereka yang baru. “Wala-wala chimo-ela suma totangka obuawachi?” yang artinya, “Kepala suku, apakah musim dingin kali ini akan sangat dingin atau seperti biasanya?”

Karena kepala suku ini sudah modern, dia tidak pernah belajar meramal cuaca dengan cara-cara kuno lagi. Ketika melihat ke atas, ia tidak dapat mengatakan bagaimana nantinya keadaan cuaca. Meskipun begitu, supaya aman, ia mengatakan bahwa musim dingin akan terasa dingin sehingga ia menyuruh warganya untuk mengumpulkan kayu bakar untuk persiapan musim dingin.

Namun, setelah beberapa hari, muncul idenya untuk menelepon Layanan Prakiraan Cuaca dan menanyakan, “Apakah musim dingin kali ini akan sangat dingin atau tidak?”

“Kelihatannya musim dingin kali ini akan sangat dingin,” kata petugas di Layanan Prakiraan Cuaca tersebut.

Kemudian kepala suku kembali mengumpulkan kayu lebih banyak lagi untuk persiapan.

Seminggu kemudian dia menelepon kembali Layanan Prakiraan Cuaca. “Apa musim dingin kali ini akan sangat dingin?”

“Ya,” jawab orang di Layanan Prakiraan Cuaca tersebut. “Musim dingin kali ini akan sangaaaat dingin!”

Kepala sukupun kembali dan menyuruh warganya untuk mengumpulkan semua kayu dan ranting pohon yang mereka temukan.

Dua minggu kemudian dia kembali menelepon dan bertanya. “Apa Anda yakin bahwa musim dingin kali ini akan sangat dingin?”

“Pasti,” jawab orang di Layanan Prakiraan Cuaca tersebut. “Kelihatannya akan jadi musim dingin yang paling dingin yang pernah ada.”

“Kenapa Anda begitu yakin?” tanya kepala suku.

Pria itu menjawab, “Karena para suku Indian mengumpulkan kayu bakar dalam jumlah yang gila-gilaan!”

25 Puntung Rokok

Untuk menyadarkan para perokok untuk membuang puntung rokok pada tempatnya, sebuah perusahaan rokok membuat sebuah event dimana siapapun dapat menukar 5 puntung rokok dengan 1 batang rokok yang masih baru. Budi yang saat itu tidak memiliki uang berusaha mengumpulkan puntung-puntung rokok dan berhasil mengumpulkan 25 puntung rokok. Berapa batang rokok baru yang bisa didapatkan Budi?

Jawaban

6 batang rokok.

Penjelasan:

25 puntung rokok ditukarkan sehingga Budi mendapat 5 batang rokok baru. 5 batang rokok tersebut kemudian dihisap oleh Budi dan menghasilkan 5 puntung rokok. 5 puntung rokok tersebut kemudian ditukar lagi oleh Budi dan dia mendapatkan 1 batang rokok lagi.

[collapse]

How to Get a Boyfriend

How To Get a Boyfriend - Shop1. Come to our shop, buy a cake.
2. Give it to your crush, tell him, “If the cake is tasty, we should be together.”
3. Cakes from our shop are delicious, so you will succeed.

* If he turn you down, please come again, we will give you a cup of hot coffee for free, so you can splash it on his face.

Melempar Bola

Bagaimana caranya Anda melempar sebuah bola sekeras-kerasnya hingga bola tersebut kembali kepada Anda dengan syarat bola tersebut tidak menempel pada apapun, bola tersebut tidak mengenai apapun dan tidak ada orang lain yang menangkap bola tersebut?

Jawaban

Lempar bola tersebut tegak lurus ke atas dan biarkan gravitasi mengembalikan bola tersebut kepada Anda.

[collapse]

Creating a Password

cabbage

Sorry, the password must contain 8 or more characters.

boiled cabbage

Sorry, the password must contain at least one numeric character.

1 boiled cabbage

Sorry, the password cannot have blank spaces.

50f*ckingboiledcabbages

Sorry, the password must contain at least one upper case character.

50F*CKINGboiledcabbages

Sorry, the password cannot use more than one upper case character consecutively.

50F*ckingBoiledCabbagesShovedUpYourArse,IfYouDon’tGiveMeAccessImmediately

Sorry, the password cannot contain punctuation.

NowIAmGettingReallyPissedOff50F*ckingBoiledCabbagesShovedUpYourArseIfYouDontGiveMeAccessImmediately

Sorry, that password is already in use!

Wine/Water Mixing Problem

Ada 2 buah ember, Ember A berisi Anggur dan Ember B berisi Air. Keduanya mempunyai ukuran yang sama. Lalu dengan menggunakan gayung, kita pindahkan segayung Anggur dari Ember A ke Ember B sehingga membuat Ember B berisikan Air yang telah tercampur Anggur. Volume Ember A berkurang segayung sedangkan volume Ember B bertambah segayung. Selanjutnya pindahkan segayung Air yang telah tercampur Anggur dari Ember B ke Ember A. Sekarang Ember A dan B kembali mempunyai volume yang sama. Ember A berisikan Anggur yang telah tercampur Air sedangkan Ember B berisikan Air yang tercampur Anggur.

Mana yang lebih murni, Anggur yang tercampur Air di Ember A atau Air yang tercampur Anggur di Ember B?

Jawaban

Keduanya mempunyai kemurnian yang sama. Kandungan Anggur di Ember A sama besar dengan kandungan Air di Ember B. Kenapa?

Untuk menyederhanakan masalah ini, kita coba mengganti Anggur menjadi Kelereng Merah dan Air sebagai Kelereng Putih dengan jumlah di tiap ember masing-masing 100 buah, sehingga sekarang kita memiliki Ember A yang berisi Kelereng Merah 100 buah dan Ember B yang berisi Kelereng Putih 100 buah. Yang kita lakukan selanjutnya adalah memindahkan sejumlah X buah kelereng dari Ember A ke B dan sebaliknya mengambil acak kelereng yang terdapat pada Ember B (yang sudah tercampur Kelereng Merah) sejumlah X buah dan memindahkannya ke Ember A. Hasilnya jumlah Kelereng Merah di Ember A akan selalu sama dengan jumlah Kelereng Putih di Ember B, yang artinya kadar kemurnian kedua ember adalah sama. Contoh perhitungannya bisa dilihat pada tabel dibawah dengan menggunakan X=25.

NB: Nilai X bisa Anda ubah sesuai keinginan Anda.

Red Marble Container White Marble Container
100 (all red) 100 (all white)

Move 25 (all red) right
75 (all red) 125 (100 white, 25 red)

Move 25 (20 white, 5 red) left
100 (80 red, 20 white) 100 (80 white, 20 red)

[collapse]
Sejarah

Persoalan diatas pertama kali diajukan oleh Walter William Rouse Ball pada tahun 1896 di edisi ketiga bukunya yang berjudul Mathematical “Recreations And Problems Of Past And Present Times”.

[collapse]

Teori Kebutuhan

Nasrudin berbincang-bincang dengan hakim kota. Hakim kota, seperti umumnya cendekiawan masa itu sering berpikir hanya dari satu sisi saja.

Hakim memulai, “Seandainya saja setiap orang mau mematuhi hukum dan etika …”

Nasrudin menukas, “Bukan manusia yang harus mematuhi hukum, tetapi justru hukum lah yang harus disesuaikan dengan kemanusiaan.”

Hakim mencoba bertaktik, “Tapi coba kita lihat cendekiawan seperti Anda. Kalau Anda memiliki pilihan kekayaan atau kebijaksanaan, mana yang akan Anda pilih?”

Nasrudin menjawab seketika, “Tentu saya memilih kekayaan.”

Hakim membalas sinis, “Memalukan. Anda adalah cendekiawan yang diakui masyarakat dan Anda memilih kekayaan daripada kebijaksanaan?”

Nasrudin balik bertanya, “Kalau pilihan Anda sendiri?”

Hakim menjawab tegas, “Tentu saya memilih kebijaksanaan.”

Dan Nasrudin menutup, “Terbukti, semua orang memilih untuk memperoleh apa yang belum dimilikinya.”

Sumber: Kumpulan Anekdot Nasrudin Hoja

Umur Nasrudin

“Berapa umurmu, Nasrudin?”

“Empat puluh tahun,” jawab Nasrudin.

“Tapi beberapa tahun yang lalu, kau menyebut angka yang sama.”

“Aku konsisten,” jawab Nasrudin.

Sumber: Kumpulan Anekdot Nasrudin Hoja