Namaku Mugi, aku berumur 9 tahun dan saya tinggal di Tokyo, Jepang saat mengalami kejadian ini. Malam itu adalah malam tahun baru, orang tuaku pergi keluar kota dan aku sendirian di rumah. Hujan salju diluar sangat lebat dan dingin, orang tuaku berkata padaku bahwa mereka tidak akan pergi lama, jadi aku menunggu kepulangan mereka di ruang tamu sambil menonton televisi. Ada sebuah jendela kaca yang besar di dekat televisi, dan dari jendela tersebut, aku dapat melihat betapa lebatnya hujan salju diluar.
Aku duduk di sofa dan tengah menonton acara TV kesukaanku, tiba-tiba aku melihat sesosok figur yang tinggi dan berbadan tegap dari luar jendela di dekat TV tersebut, dan berjalan mendekat menuju rumahku. Aku tidak bisa melihatnya dengan jelas karena hujan salju yang lebat. Semakin lama sosok tersebut semakin mendekat, akhirnya aku dapat melihat sosok tersebut merupakan seorang pria dan ia memegang sesuatu di tangannya yang sepertinya adalah pisau. Aku merasa sangat ketakutan, bahkan aku menutup seluruh tubuhku dengan selimut, dan kuberi ruang kecil untukku mengintip. Sosok pria tersebut kini berdiri tepat diluar jendela, dan sepertinya ia sedang menatap ke arahku. Seperti dugaanku, pria tersebut sedang membawa pisau besar, yang bisa saja membunuhku.
Dalam ketakutanku yang luar biasa itu, tiba-tiba pintu depan terbuka, dan ternyata itu adalah ayah dan ibuku yang telah pulang dari luar kota. Disaat aku melihat ke luar jendela, sosok pria tinggi dan mengerikan itu menghilang.
Aku langsung berlari dan memeluk ibuku, kemudian Ibuku bertanya, “Mengapa kau terlihat sangat ketakutan Nak?”
Aku menjawab sambil menangis di pelukannya, “Tepat diluar jendela dekat TV itu tadi, ada sesosok pria yang mengerikan dan sedang membawa pisau yang besar, sepertinya pria tersebut ingin membunuhku.”
Ibuku berkata, “Mungkin itu hanya halusinasimu saja Nak.”
“Benar, itu mungkin hanya halusinasimu saja, lagipula salju di luar sangat lebat, sangat jarang orang berjalan-jalan diluar pada saat seperti ini”, sahut ayahku.
Beberapa saat kemudian, secara kebetulan, Ayahku melihat jejak kaki bersalju di belakang sofa. Pada malam itu juga, aku dan kedua orang tuaku memutuskan untuk menginap di rumah nenekku selama beberapa hari.